Rabu, 07 Mei 2014

AIR SUMBER KEHIDUPAN kurindukan KAU KEMBALI......

AIR SUMBER KEHIDUPAN kurindukan KAU KEMBALI.....

Tanggal 19 Mei 2014 nanti aku bertugas menjadi pengawas Ujian Sekolah di SDN 1 Kembangsari Musuk, berjarak sekitar 10 km dari rumah. Kucoba cari informasi barangkali sudah membaik situasinya, ternyata semakin memprehatinkan saja. Wah...alamat aku 'sengsara' lagi nanti di sana, selama 3 hari sampai sekitar jam 11 san. Sebulan lalu aku sudah kesana jadi pengawas Try Out/latihan US di sana, secara keseluruhan 'no problem' cuma agak tersiksa karena menahan hasrat ke belakang...maklumlah, berangkat pagi-pagi bersepeda di daerah yang cuacanya lumayan dingin...baru sampai di sekolah aja sudah terasa...tapi harus tetap bisa menahan karena tidak ada AIR.

Penasaran juga sekolah sebagus ini masak nggak ada air yaa? Mulai naluri jurnalistiknya keluar, hehee...kepo habis kalau istilah anak sekarang.
Ternyata setelah menghimpun informasi dari beberapa sumber RAIBnya air di desa ini ada ceritanya...
Mahalnya air dipicu gagalnya seorang caleg di pileg bulan lalu. Karena gagal jadi caleg ini kecewa berat sehingga memutuskan aliran air secara sepihak. Tragis memang dengan pileg masyarakat berharap mendapatkan wakil-wakil mereka yang bisa membawa aspirasi masyarakat sehingga membawa ke kehidupan yang lebih baik, setelah gagal baru ketahuan bahwa caleg yang waktu itu ikut berkompetisi ternyata bermental 'tempe' tak lebih dari seorang pengecut. Tidak memiliki jiwa besar, tidak legowo sehingga bisa menerima kekalahannya.

Karena terputusnya akses air di desa ini kehidupan masyarakat semakin sulit, warga harus mengambil air yang berasal dari dukuh lain. Mereka yang punya sepeda motor bisa mengambil air dengan agak mudah dengan diangkut sepeda motor, tetapi yang tidak memiliki harus rela menggendong drigen air dan berjalan beberapa km. Lebih kasihan lagi warga yang sudah tua yang tidak mempunyai anak atau anaknya berada di rantau, mereka harus bersusah payah sendiri demi untuk mendapatkan AIR. Kabar terakhir caleg yang gagal tadi meminta sejumlah uang kepada setiap dukuh dengan dalih untuk perawatan.

Selain menimbulkan paceklik AIR karena sekitar 11 dukuh sulit mendapatkan air bersih pasca pileg juga menimbulkan perpecahan antar warga yang mendukung dan yang tidak mendukung caleg tadi.
Situasi ini semakin parah karena sumber air di dukuh sebelah yang sekarang jadi andalan warga sebagai tempat mengambil air ini juga mulai dipermasalahkan oleh beberapa orang, dan juga dihubungkan dengan kader calur yang gagal dalam pilkades. Beberapa warga bahkan sudah mulai mengambil AIR ke desa tetangga yang jaraknya semakin jauh.

Trenyuh aku mendengar cerita teman-temanku juga beberapa orang sumber, semoga masalah ini segera dapat diatasi. Kasihan warga sekitar yang tidak tahu menahu tentang pileg atau pilkades, mereka harus menanggung akibatnya.
Aku hanya berusaha menyampaikan uneg-uneg warga sekitar yang sedang mengalami kesulitan, mudah-mudahan ini jadi salah satu jalan buat solusinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar